- Back to Home »
- gunadarma , Pengantar Teknologi Game , softskills »
- ARSITEKTUR GAME ENGINE | INTERAKSI FISIK GAME ENGINE | USER INTERFACE GAME
Posted by : Panji Maulana Putra
Tuesday, April 9, 2019
ARSITEKTUR GAME ENGINE
Game
engine adalah sebuah perangkat lunak atau
bisa berdiri sebagai library yang dapat digunakan untuk membuat game. Arsitektur game engine adalah rancangan atau blueprint dari sebuah game. dapat juga dikatakan sebagai System perangkat lunak yang dirancang untuk
menciptakan dan pengembangan video game. maka disimpulkan bahwa
arsitektur mesin game itu adalah rancangan dari sistem perangkat lunak
dari game itu sendiri.
Game engine memiliki fungsi sebagai berikut :
- rendering baik 2D maupun 3D
- physics engine
- pengatur audio
- scripting
- pengatur dan penampilan animasi
- networking dan streaming data
- pengaturan memori
- pengaturan grafis
Bagi pengembang game, game engine
memegang peranan penting karena fungsionalitas yang disediakan di
dalamnya. Analoginya jika di dalam pembuatan roti, maka game engine itu
adalah mesinnya. Jadi kita dalam membuat roti tidak harus membuatnya
dari nol, adapun fungsi-fungsi dasar dan penting sudah ditangani oleh
mesin (game engine) tersebut.
Penggunaan game engine
yang tepat akan mempermudah dan mempercepat proses produksi. Maka akan
bijaksana jika kita memilih dan menggunakan game engine yang tepat
menyesuaikan skala game yang kita buat. Setiap game engine juga
memiliki kompleksitasnya masing-masing, perlu juga kita pertimbangkan
apakah semua fitur yang disediakan di dalamnya akan kita pakai semua
atau tidak.
CONTOH GAME ENGINE
1. Unreal Engine
Unreal
Engine merupakan salah satu game engine yang cocok digunakan untuk
membuat game kelas AAA. Mendukung bahasa pemrograman C++ dan
UnrealScript dalam pengembangannya. Mulai tahun 2015, Unreal Engine
gratis digunakan dengan batas pendapatan tertentu. Mendukung
pengembangan game di berbagai platform
2. Unity 3D
Unity
3D merupakan game engine yang populer belakangan ini, karena fitur yang
lengkap dan kemudahan penggunaannya. Hampir sama dengan Unreal Engine,
Unity 3D mendukung banyak sekali platform pengembangan. Unity 3D
mendukung banyak sekali bahasa pemrograman dari C++, C#, Lua ,
JavaScript sampai Unity Script. Unity 3D juga dapat digunakan untuk
mengembangkan game dengan kelas casual sampai di kelas AAA.
3. Cocos2d-x
Cocos2d-x
termasuk dalam kategori game engine yang gratis, berukuran kecil dan
ringan. Mendukung 3 bahasa pemrograman yaitu C++, JavaScript dan Lua.
Adapun saat ini cocos2d-x mendukung IDE yang ramah dalam perangkat lunak
bernama Cocos-Creator. Sebelumnya, pengembang game harus memprogram
dari nol secara full-code untuk menggunakan game engine ini. Adapun
kelebihan dari game engine ini adalah sangat ringan dan dapat berjalan
dengan sangat baik di berbagai perangkat mobile. Untuk membuat game
berbasis web, terdapat varian lainnya bernama Cocos-HTML5.
4. Construct
Construct
hadir sebagai salah satu game engine yang menarik karena dapat
dijalankan di mana saja dan kapan saja. Versi terbarunya yaitu
Construct-3 dapat dijalankan di web browser dengan dukungan editor yang
cukup fun dan mudah dipahami. Mendukung bahasa pemrograman JavaScript
dan hasil pengembangan gamenya dapat dijalankan di berbagai platform
termasuk web game (HTML 5) maupun mobile game.
Saat
ini construct-3 mendukung fitur multiplayer, cloud save, dan banyak
lagi lainnya. Sayangnya game engine ini tidak gratis, untuk personal use
kita harus berinvestasi sekitar Rp 1,5 juta per tahun, sedangkan untuk
Organisasi kita harus berinvestasi sekitar Rp 2,2 juta per tahun.
5. Corona
Corona
Game Engine adalah game engine berbasis Lua yang sangat ringan, mudah
digunakan namun powerfull. Fokus pada pengembangan game 2D, hasil
pengembangan dapat dijalan di berbagai platform seperti iOS, Android,
Amazon, Fire TV dan Android TV. Game Engine ini gratis untuk fitur-fitur utama (Core).
INTERAKSI FISIK TEKNOLOGI GAME
Interaksi fisik dalam teknologi game adalah sistem imersif baru dalam videogaming yang memanfaatkan aktivitas fisik player selain menggerakkan jari-jemari dan tangan di keyboard dan mouse. Video game yang memanfaatkan tenaga fisik dalam fitur multiplayer memfasilitasi interaksi fisik dan sosial dalam videogaming.
Fasilitas interaksi fisik dalam videogaming yang paling terkenal adalah VR Headset. Perangkat ini seringkali digunakan untuk memainkan video game yang memanfaatkan sistem pengenalan gerakan (gesture recognition) untuk mendeteksi gerakan kepala, sedangkan untuk gerakan di tangan digunakan VR Impulse Stick yang merupakan perangkat joystick dengan tombol-tombol dan sistem pengenalan gerakan yang sama dengan cara digenggam oleh player di kedua tangan untuk berinteraksi dengan game. Permainan yang memanfaatkan fasilitas VR juga membutuhkan ruangan yang luas, agar dapat mengurangi batasan gerakan pemain.
Efek Positif
-
- Aktivitas Fisik
Video Game sekarang tidak hanya menggunakan stick (alat kontrol bermain game ) namun banyak juga game yang menggunakan sensor gerak , seperti WII , VR dan OCULUS . hal ini membuat tubuh harus bergerak dan membuat tubuh kita melakukan aktifitas fisik yang cukup melelahkan . jadi kita bisa berolahraga sambil bermain game ,menyenangkan bukan ?? - Mengurangi Stress
Seperti yang kita tau tujuan utama diciptakannya game adalah sepagai sarana hiburan ,karna itu bermain video game yang ringan dan menyenangkan bisa mengurangi tingkat stress seseorang , walaupun tak banyak game yang seakrang susah untuk dimainkan dan malah membuat pemainnya merasa stress dan kesal :D. - Meningkatkan konsentrasi
Kemampuan konsentrasi pemain game online akan meningkat karena mereka harus menyelesaikan beberapa tugas, mecari celah yang mungkin bisa dilewati dan memonitor jalannya permainan. Semakin sulit sebuah game maka semakin diperlukan tingkat konsentrasi yang tinggi. - Mengatasi rasa sakit
Yang dimaksud disini biasanya bermain game bisa membuat kita lupa tentang rasa sakit yang kita alami baik fisik maupun emosional . misalnya orangy ang sakit dan hanya bisa beridam diri dirumah .dengan adanya video game bisa membaut orang tersebut senang dan melupakan rasa sakitnya
. - Meningkatkan koordinasi tangan dan mata
Menurut Penelitian yang dilakukan di Manchester University dan Central Lanchashire University “orang yang bermain game 18 jam seminggu atau sekita dua setengah jam perhari dapat meningkatkan koordinasi antara mata dan tangan “ . berarti bermain video game tidak sepenuhnya tidak berguna tapi juga jangan sampai lupa waktu.
- Aktivitas Fisik
Efek Negatif
-
- Kesehatan menurun
Biasanya jika seseorang sudah kecantuan game mereka bisa lupa waktu dan bahkan tidak ingat bagaimana rasanya lapar (pengalaman) . oleh karena itu hal ini tentu saja bisa membuat kualitas kesehatan menurun bahkan terganggu ,belum lagi untuk gamer yang sering begadang untuk bermian game . dari menurunnya kesehatan ini biasanya menimbulkan masalah fisik juga, diantaranya masalah fisik dari terlalu sering bermain game: - Arthritis dan Carpal
Tunnel Syndrome , Kedua penyakit tadi adalah gangguan fisik. Video game bisa menyebabkan masalah pada jempol pemainnya di kemudian hari. Tubuhnya juga rentan penyakit osteoarthritis. Sedangkan carpal tunnel syndrome adalah tekanan pada saraf di pergelangan tangan anda. Mungkin hal ini bisa membuat kita lebih memikirkan waktu dalam bermain game dan membatasinya. - Dapat menyebabkan cedera pada anggota tubuh
Jika sering terjadi maka menyebabkan Repetitive Strain Injury (RSI) atau cedera fisik berulang-ulang. Contoh : Cedera jari sehingga bengkak dan sakit yang berulang terus-menerus. - RSI
RSI yang sering terjadi bisa menyebabkan kecacatan / cacat fisik pada seseorang. Contoh : seting pegal-pegal nyeri tulang belakang bisa membuat bentuk tulang belakang menjadi tidak proporsional. - Kerusakan Mata
Sinar biru layar tv atau monitor bisa menyebabkan kerusakan mata, yaitu mengikis lutein pada mata sehingga menyebabkan pandangan kabur degenerasi makula. Main game yang terlalu dekat dengan layar monitor komputer atau layar telavisi bisa menyebabkan mata minus rabun jauh atau miopi. Tidak hanya dari game namun juga bisa menyerang pada saat nonton televisi.
- Kesehatan menurun
USER INTERFACE PADA GAME
User Interface atau disebut sebagai
antar muka merupakan komponen penting dari sebuah perangkat lunak yang menjadi
perantara antara mesin dengan manusia. Antar muka yang tidak tepat akan
menimbulkan beberapa kerugian seperti kesenjangan interaksi antara perangkat
lunak dengan manusia, hilangnya informasi yang disajikan, stressing pengguna,
bahkan berdampak terhadap penolakan oleh pengguna. Berdasarkan beberepa
kerugian tersebut maka analisis untuk meningkatkan fungsi antar muka menjadi
sangat penting.
Dalam
desain antarmuka game terdapat beberapa elemen yang diantaranya adalah :
1.
Diegetic
Elemen
user interface yang diegetik ada dalam dunia permainan (fiksi dan geometris)
sehingga pemain dan avatar dapat berinteraksi dengan mereka melalui visual, audible
atau haptic. Elemen UI diegetik yang dieksekusi dengan baik dapat meningkatkan
pengalaman narasi untuk pemain, memberikan pengalaman yang lebih mendalam dan
terintegrasi. Salah satu game yang mengimplementasikan elemen diegetic adalah
Assassin’s Creed. Assassin’s Creed berhasil menggunakan banyak pola diegetic
meskipun itu diatur dalam dunia sejarah karena pemain pemain menggunakan sistem
virtual reality di masa depan. Jadi cerita sebenarnya futuristik daripada
sejarah.
2. Meta
Gambaran
yang bisa muncul dalam dunia game, namun tidak selalu divisualisasikan spasial
untuk pemain.Contoh yang paling jelas adalah efek ditampilkan di layar, seperti
percikan darah pada kamera untuk menunjukkan kerusakan. Contoh: Grand
Theft Auto 4 Berinteraksi dengan telepon di Grand Theft Auto 4 adalah contoh
menarik. Ini meniru interaksi dunia nyata – Anda mendengar dering telepon dan
ada penundaan sebelum karakter dan pemain menjawabnya. Elemen UI sebenarnya itu
sendiri muncul pada pesawat hub 2D, jadi itu benar-benar elemen Meta, meskipun
awal interaksi yang diegetik.
3. Spatial
Elemen
User Interface yang disajikan dalam ruang permainan 3D dengan atau tanpa suatu
entitas dari dunia permainan yang sebenarnya (diegetik atau non-diegetik).
Fable
3 adalah contoh di mana unsur-unsur spatial yang digunakan untuk memberikan
informasi lebih kepada pemain dan mencegah mereka dari melompat ke layar peta.
Jejak bersinar hampir cocok dalam fiksi mengingat kualitas estetika ajaib itu
tapi karakter tidak dimaksudkan untuk menyadari hal itu. Ini memandu pemain ke
tujuan berikutnya.
Antarmuka
yang diberikan di luar dunia game, hanya terlihat dan terdengar ke pemain di
dunia nyata desain interface ini semuanya mengunakan visual heads-up display
(HUD). semua menjadi sangat nyaman dengan penggunaan heads-up display (HUD)
dalam permainan. Sistem ini memberikan informasi penting dengan cara yang cukup
sederhana. Jika dilakukan dengan benar pemain bahkan tidak tahu itu ada. Mass
Effect 3 menggunakan banyak Non-diegetik elemen UI untuk menginformasikan
pemain senjata karakter dipilih dan kekuasaan – antara lain. Mengingat
pengaturan futuristik itu saya tidak bisa membantu untuk berpikir jika beberapa
informasi ini bisa telah terintegrasi ke dalam dunia game, narasi, atau bahkan
keduanya.
DAFTAR PUSTAKA
Yuliana, septi. 2018. "Yuk , Mengenal Apa Itu Game Engine". dalam https://www.gamelab.id/news/10-mengenal-game-engine (diakses pada 9 April 2019).
Jefry Tedjokusumo, Steven ZhiYing
Zhou, and Stefan Winkler.“Immersive Multiplayer Games With
Tangible and Physical Interaction.” IEEE Transactions on Systems, Man, and Cybernetics – Part A: Systems and Humans. To be published.
Chris M. Bleakley, Darryl
Charles, Alison Porter-Armstrong, Michael D.J. McNeill, Suzanne M.
McDonough, Brendan McCormack. Gaming for Health: A Systematic Review of the Physical and Cognitive Effects of Interactive Computer Games in Older Adult
Mauladi , dan
Suratno Tri. 2016. "Analisis Penentu Antarmuka Terbaik Berdasarkan
Eye Tracking Pada Sistem Informasi Akademik Universitas Jambi"
dalam Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains. Vol 18, No.1 .
64-68.
Indra, Dodi. 2018. "Elemen-Elemen Desain Interface Pada Video Game ". dalam http://student.blog.dinus.ac.id/dodyindras/2015/07/08/element-element-desain-interface-pada-video-game/ (diakses pada 9 April 2019).