- Back to Home »
- softskills »
- MAKALAH 2 ANALISIS SWOT MASALAH SOSIAL PAEDOFIL
Posted by : Panji Maulana Putra
Tuesday, November 1, 2016
Mata kuliah : ilmu sosial dasar
dosen : muhammad burhan amin
Topik Makalah
Analisis SWOT Masalah Sosial Paedofil
Kelas : 1-IA23
Tanggal
Penyerahan Makalah : 17 Oktober 2016
Tanggal Upload Makalah : 18 Oktober
2016
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa seluruh pekerjaan
dalam penyusunan makalah ini saya buat sendiri tanpa meniru atau mengutip dari
tim / pihak lain.
Apabila terbukti tidak benar, saya siap menerima konsekuensi untuk mendapat
nilai 1/100 untuk mata kuliah ini.
P e n y u s u n
N P M
|
Nama
Lengkap
|
Tanda
Tangan
|
55416723
|
PANJI
MAULANA PUTRA
|
PROGRAM SARJANA TEKNIK INFORMATIKA
UNIVERSITAS GUNADARMA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH
SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang “Analisis SWOT Masalah
Sosial Paedofil” ini tepat pada waktunya walaupun ada
sedikit kendala dalam proses penulisannya .
Kami
berharap makalah ini dapat berguna untuk menambah kewaspadaan kita sebagai
masyarakat indonesia khususnya para anak dibawah umur mengenai bahaya dari
pelaku paedofil.
Terima
kasih pada Bapak Muhammad Burhan Amin selaku Dosen mata kuliah Softskill Ilmu Sosial Dasar Universitas
Gunadarma yang telah membimbing kami dalam mengerjakan makalah ini.
Kami
mohon maaf apabila terdapat kesalahan pada kata-kata yang digunakan dan kami
memohon kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan penulisan makalah di masa
depan.
Bekasi,30
Oktober 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
Pernyataan............................................................................................................................
i
Kata
Pengantar.................................................................................................................. ii
Daftar
Isi........................................................................................................................... iii
BAB
I Pendahuluan.................................................................................................. 1
1.
Latar
Belakang....................................................................................................... 1
2.
Tujuan..................................................................................................................... 1
3.
Sasaran.................................................................................................................... 1
BAB II
Permasalahan.............................................................................................. 2
1.
Pengertian............................................................................................................... 2
2.
Penyebab
Paedofilia.............................................................................................. 2
3.
Ciri-Ciri
Paedofilia..................................................................................................
2
4.
Solusi
Penyelesaian............................................................................................... 3
5.
Analisis
SWOT........................................................................................................ 3
BAB III
Penutup...................................................................................................... 4
1.
Kesimpulan............................................................................................................ 4
2.
Rekomendasi.......................................................................................................... 4
3.
Referensi................................................................................................................. 4
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Mungkin
masih terdengar asing di telinga masyarakat indonesia terkait hal paedofil.
Paedofil sendiri sudah menjadi suatu penyimpangan sosial serta masalah sosial
di banyak belahan dunia. Pelaku paedofil sulit untuk di identifikasi terkait
penampilannya yang tidak ada perbedaan dengan penampilan masyarakat pada
umumnya. Namun masyarakat tetap harus waspada terhadap eksistensi paedofil yang
mungkin dapat membahayakan anak kita ataupun anak saudara-saudara kita. Banyak
cara bagi paedofil untuk memenuhi hasratnya terkait anak-anak yang menjadi
incarannya. Bisa dengan cara yang baik seperti mengajak jalan-jalan, membelikan
sesuatu, dan lain sebagainya. Atau juga dengan cara yang kasar dengan cara
paksaan seperti penculikan atau pemerkosaan. Untuk itu penting halnya untuk
mengetahui seluk beluk dari para paedofil sebagai bentuk proteksi dini kepada
anak-anak kita dari bahaya paedofil yang mengancam keselamatan.
2. Tujuan
Ø Menunjukan
pengertian dari Paedofil
Ø Menunjukan
identifikasi terhadap paedofilia
Ø Menunjukan
cara memproteksi anak dari paedofil
3. Sasaran
a.
Pelaku Paedofil
Pelaku
paedofil seharusnya mengerti bahwa hak asasi manusia dari setiap anak harus
dilindungi dan dijaga bukan untuk dirusak,diharapkan para paedofil untuk
menahan dan memperbaiki sikapnya baik secara internal maupun dengan bantuan
psikiater
b.
Orang tua
Diharapkan
kepada para orang tua untuk mengawasi para anaknya agar tidak menjadi korban
paedofilia seiring banyaknya korban anak yang dijadikan pemuas hasrat bagi
paedofilia
c.
Masyarakat
Masyarakat
berperan aktif untuk menjaga ketentraman wilayahnya dari pelaku paedofilia agar
kebebasan anak tidak terganggu karna masalah penyimpangan paedofilia
BAB II
PERMASALAHAN
1. Pengertian
Kata ini berasal dari bahasa Yunani: paidophilia
(παιδοφιλια)—pais (παις, "anak-anak") dan philia (φιλια, "cinta
yang bersahabat" atau "persahabatan". Di zaman modern, pedofil
digunakan sebagai ungkapan untuk "cinta anak" atau "kekasih
anak" dan sebagian besar dalam konteks ketertarikan romantis atau seksual.
Seorang
dewasa, baik laki-laki maupun perempuan, dianggap memenuhi definisi paedofil
jika ia memiliki ketertarikan seksual yang menetap atau dominan yang berusia
minimal 5 tahun lebih muda. Dianggap menyimpang, karena normalnya kita tertarik
pada lawan jenis yang sebaya atau minimal sudah memasuki usia puber dan secara
fisik sudah berkembang fungsi seksualnya.
2. Penyebab Paedofilia
Ada
sesuatu yang memang ‘rusak’ dalam dirinya. Bisa karena salah stimulus, bisa
karena pencetus lain yang tak pernah kita ketahui. Yang perlu diingat, tak
selalu pelaku kejahatan seksual terhadap anak adalah seorang paedofil dan tak
selamanya seorang paedofil dapat dikategorikan sebagai pelaku kejahatan. Pelaku
penganiayaan seksual bisa saja menjadikan anak-anak sebagai korbannya karena
kondisi, misalnya tidak ada alternatif lain. Untuk dapat memastikan bahwa si
pelaku memang seorang paedofil, dibutuhkan serangkaian tes psikologis.
Perilakunya memang perilaku paedofil, namun orientasi seksualnya belum tentu
demikian.
3. Ciri-Ciri Paedofilia
Ciri-ciri penampilan? Tidak ada. Ia bisa terlihat
sebagai paman yang baik, kakak yang sangat perhatian atau guru yang dekat
dengan muridnya. Yang membedakan adalah perilakunya. Mereka yang mengintip,
mengambil gambar, mengoleksi, memegang bagian pribadi tubuh anak atau meminta
anak menyentuh dirinya lalu bereaksi secara seksual dapat dikategorikan sebagai
paedofil.
4. Solusi Penyelesaian
1.
Metode utama yaitu menghindari situasi yang dapat memicu
tindak paedofil. 2. Anak-anak harus diajarkan untuk berteriak atau berlari
jika mereka dihadapkandengan situasi yang tidak nyaman.
3. Anak harus diajarkan untuk mencegah situasi yang membuat mereka
rawan terhadap pedofilia.
4. Orang dewasa yang bekerja dengan kaum muda
harus diajarkan untuk menghindari situasi yang dapat ditafsirkan sebagai
pedofilia.
5. Analisis SWOT
1.
Kekuatan (Strength)
a.
Cinta terhadap
anak-anak
b.
Paham
akan kasih sayang terhadap anak
c.
Sering berbuat
baik terhadap anak
d.
Mendapat
kepuasan tersendiri
2.
Kelemahan (Weakness)
a.
Birahi sulit
terkontrol
b.
Memiliki
penyakit mental yang sulit disembuhkan
c.
Masa kecil yang kurang bahagia
d.
Merusak dan
Mengekang kebebasan anak
3.
Peluang (Opportunity)
a. Memperbanyak ajaran moral dan agama
b. Memberikan kegiatan-kegiatan positif pelaku
c. Memberi kasih sayang pada anak dengan cara benar
d. Memberikan sosialisasi untuk
pencegahan
4. Tantangan/Hambatan (Threats)
a. Ditangkap / dipenjarakan pihak berwajib
b.
Dikucilkan
dari masyarakat
c.
Terjangkit
virus HIV
d. Merasa bersalah berkepanjangan yang sulit
dilupakan
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
a)
Seorang
dewasa, baik laki-laki maupun perempuan, dianggap memenuhi definisi paedofil
jika ia memiliki ketertarikan seksual yang menetap atau dominan yang berusia
minimal 5 tahun lebih muda
b)
tak selamanya seorang paedofil dapat
dikategorikan sebagai pelaku kejahatan.
c)
Paedofil tidak memiliki ciri secara fisik
dan penampilan yang khusus sehinga sulit dikenali dan identifikasi
d)
Anak
harus diajarkan
untuk mencegah situasi yang membuat mereka rawan terhadap pedofilia.
2.
Rekomendasi
a)
Paham
akan kasih sayang terhadap anak,
karna paedofil biasanya menggunakan cara kasih sayang untuk membujuk korbannya
agar mau diajak kemanapun
b)
Biasanya para
paedofilia memiliki masa kecil yang kurang bahagia
atau perlakuan tidak senonoh saat masa kecil sehingga menjadi pelampiasan
sebagai paedofilia
c)
Memberikan
sosialisasi sebagai pencegahan oleh
keluarga dan masyarakat sekitar agar kegiatan paedofilia tidak terjadi
dilingkungan masyarakat
d)
Akibat dari
paedofilia adalah dikucilkan dari masyarakat karna
dianggap sampah masyarakat yang hanya mengganggu ketentraman khususnya
anak-anak
3. Referensi
Baharits, Adnan Hasan. 1998. Penyimpangan
Seksual pada Anak. Jakarta: Gema Insani.
Sarwono, W.Sarlito. 2011. Psikologi Remaja. Jakarta: PT
Grafindo Persada.